Minggu, 15 Februari 2015

Jatuh Cinta saat Membuat Tugas

            Pada tanggal 9 Desember 2014, aku diberi tugas oleh dosen Bahasa Indonesia untuk membuat makalah dalam rangka tugas akhir kuliah. Tugas makalah ini diwajibkan untuk berkelompok sesuai dengan departemen yang dipilih. Departemenku ialah Peternakan, maka tugas makalahku ialah Peternakan. Aku bingung sekali mengenai kelompokku ini.Mereka seperti tak acuh dengan keluarnya tugas ini. Hal ini membuatku harus memutar otak dengan mereka-mereka. Teman sekelompokku bernama Ranti, Kesya, Farel, dan Indra. Sebenarnya mereka ini pandai. Tapi, sifat malasnya yang membuatku geram. Pengumpulan tugas ini yang hanya satu minggu membuatku pusing bukan kepalang.
            Keesokan harinya, aku mempunya inisiatif sendiri dengan membuat tugas sendiri tanpa bantuan mereka. Hasilnya pun memuaskan. Makalah yang aku buat akhirnya selesai tanpa bantuan mereka. Namun aku lupa  mengenai tema makalah ini. Aku harus merundingkannya dengan teman sekelompok. Lagi-lagi mereka sepertinya tak mau mengerti akan keinginanku untuk menyelesaikannya. Mereka asik-asik sendiri saja tanpa memikirkan tugas mereka. Sesuai dengan kesepakatan, kami putuskan tema makalah ini ialah Pengolahan dan Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif.
            Hari kamis tanggal 11, kami merencanakan untuk membuat makalah, namun mereka mengatakan ”Gua lagi sibuk nih”. Lagi-lagi aku  harus mencari tugas ini sendiri tanpa bantuan mereka. Kurang lebih tiga jam aku berada di depan laptop untuk mengerjakan tugas ini. Bahan sudah ada tinggal aku kembangkan untuk kubuat di makalah.
            Tak terasa waktu sudah sore. Tapi ada seorang wanita yang datang menghampiriku. Aku tak memakai kacamata. Aku hanya melihat samar-samar. Wanita yang memakai celana jeans dan baju kemeja kotak-kotak berlengan panjang ini ternyata Kesya. Kesya wanita yang sangat cantik, dan pandai namun ia sedikit jutek dan galak. “Hai, lagi ngapain?” Tanya Kesya. “Lagi ngerjain tugas Bahasa Indonesia” Jawabku. “Sini aku bantuin” dengan senyum yang lepas. Aku hanya bisa terdiam dan memberikan laptopku kepada dia. Dengan cermat ia mulai mengetik dengan jari-jari yang indah itu di atas laptopku. Mulailah dari hari ini aku mulai berbicara dengan dia. Padahal selama ini aku dan dia tak pernah berbicara panjang lebar. Biasanya hanya mengatakan “say hay” saja jika berpapasan dengan dia.
            Kami mulai ngobrol mengenai kenapa melanjutkan sekolah ke IPB,bahkan sampai ke masalah pribadi dia. Apapun itu kami tuangkan hal-hal apa saja, berharap kami tetap mengobrol. Dari pembicaraan kami, aku mulai berpikir ternyata Kesya ini anak yang benar-benar cantik dan tidak galak. Ternyata aku salah sangka mengenai dia. Malam hari akhirnya tiba dan kami pun berpisah dan kami saling memberikan nomor handphone.  Kami mulai SMS. Awalnya aku yang mulai SMS menanyakan mengenai makalah sampai ngobrol sudah belajar apa belum? Lagi ngapain nih sekarang? Hahahaha entah mengapa aku sangat senang rasanya. Rasanya sudah mengenal lama dengan dia. Padahal kenal dekatnya ketika jadi kelompok saja.
            Hari Minggu 14 kelompokku mulai mengerjakan hal-hal apa yang kurang mengenai makalah kelompok ini. Seperti biasanya mereka hanya sekedarnya kumpul dan memberikan opini tanpa memberikan aksi yang nyata pada tugas kelompok ini kecuali Kesya  yang memberikan aksinya pada kali ini dengan membaca mengenai Buku Biogas yang ia pinjam  dari perpustakaan. Ia memberikan sentuhan konsep mengenai Pemanfaatan Biogas. Aku sangat senang sekali. Bahkan beribu-beribu kesenangan baru kali ini aku mendapatkan kesenangan yang tak terkira. Kesya mulai mendekatiku dan mendiktekan apa-apa yang harus aku tulis dalam makalah ini. Jam sudah menunjukan tepat jam dua siang. Aku yang kebetulan mengendarai motor lantas menawarkan tumpangan untuk Kesya. Untung saja aku dan Kesya pulangnnya terakhir dibandingkan dengan yang lain. Kesya menyetujui permintaanku. Aku mengendarai motornya sangat lambat tidak seperti biasanya. Maklumlah kebersamaanku dengan Kesya harus diperlama, meskipun esok hari pun kami bisa bertemu. Aku bisa merasakan kalau Kesya itu sepertinya suka denganku, namun aku tahu mungkin itu hanya perasaaanku saja.
            Hari Rabu, tanggal 17 November 2014. Kami mengerjakan untuk sentuhan terakhir  dalam makalah ini dan  ini merupakan kebersamaan terakhirku dalam bertemu dengan dia secara  intensif. Aku ingin sekali memberanikan diri untuk mengatakan kepada dia bahwa aku jatuh cinta dan aku suka kepadamu. Namun aku melihat ia sedang  berduan, aku tak tahu siapa laki-laki itu. Rasanya tuh sakit banget. Sakitnya tuh disini nunjuk ke hati.  Mereka terlihat akrab seperti aku dengan dia, mereka seperti pacaran tapi aku tak mau berburuk  sangka mengenai dia. Lama aku menunggu dia. Akhirnya kebersamaan dia dengan laki-laki itu usai. Akuu menanyakan hal itu kepada dia. “Laki-laki itu siapa?” aku penasaran. “Ohhh dia tuh pacarku. Namanya Reza kelas P05” ujar Kesya. Jlebbbbbb……… Banget ketika ia berbicara seperti itu. Aku tak kuasa untuk menahan perihnya hati. Untuk mengalihkan suasana aku berkata “Yuk mari kita buat daftar pusatakanya” Kami mulai duduk di depan kelas dan mulai mengerjakannnya.
            Dalam suasana hati yang kacau dan pikiran yang tak tenang serta aku pun tak konsen dalam mengerjakan tugas ini. Aku tiba-tiba salah tingkah ketika berbicara dengan dia. Seakan-akan lidah ingin berucap. “Kamu putusin dia, terus jadi pacarku ya” atau yang lebih parah “Dia tuh tukang selingkuh” Ahhhhh aku mulai gila !!!!!
            Tiba-tiba Reza datang dan menghampiri kami. “Lagi ngerjain apa nih” Ucap Reza dengan nada penasaran “Nih aku lagi ngerjain tugas Bahasa Indonesia. Oh iya nih temenku namanya Yahya.” Jawab Kesya. “Hai Yahya, Gua Reza anak ARL” Reza berucap sambil menjulurkan tangan kepadaku tanda perkenalan. “Gua Yahya, anak IPTP” Balasku. Tugas selesai dan Reza mengajak Kesya untuk makan di kantin dan mengajakku juga. Namun aku menolak, karena aku pasti tak tahan dengan mereka yang berduan alias bermesraan. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang tanpa mereka mengetahuinya. Mereka berdua tampak senang, bahagia. Tapi aku tak rela, namun hati berkata lain. “Kamu ini bukan siapa-siapanya dia. Masa kamu ingin merebut dia, mana harga dirimu ini”!!!!
            Muncul rasa yang aneh yang membuatkut tiba-tiba melihat senang ketika ia tersenyum, tertawa.  Aku tahu seharusnya rasa sedih itu muncul ketika aku melihat mereka senang, namun rasa ini lain, lain dari yang lain. Aku melihat dia sangat puas bahagia, mungkin aku cinta terhadap dia. Aku cinta jika ia bahagia.
            Sekarang aku sadar, bahwa cinta itu tak harus memiliki. Bahwa cinta itu akan terasa indah ketika seorang yang kita cintai bahagia, meskipun ia bahagia bukan dengan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar